Hak cipta ©Sulaiman Djaya
Beberapa bulan kemudian
setelah diselenggarakannya pertemuan rahasia yang digagas Mayar Rother dan
Jarjus Bushan dan dihadiri Ziva Kamarin dari negeri Asrail, Pangeran Wilad
Nibtalal dari negeri Najdan dan Perdana Menteri Vidad Kamarun dari negeri
Angland di sebuah kota rahasia bernama kota Ramsad di negeri Amarik itu, ribuan
prajurit yang dipimpin oleh Rakab berangkat menuju negeri Suryan dari markas
mereka di negeri Najdor.
Kedatangan ribuan pasukan
yang dipimpin Rakab ke negeri Suryan itu pun diketahui oleh mata-mata negeri
Suryan yang menyamar sebagai seorang petani dan nelayan, yang segera
melaporkannya kepada Raja Rashab di kota Damas dengan jalan mengendarai seekor kuda
ajaib super cepat yang memiliki tanduk mirip Unicorn.
Mengetahui hal itu, Raja
Rashab pun segera meminta para jenderalnya untuk menyiagakan dan menyiapkan
pasukan dan para tentara negeri Suryan sesuai dengan cara dan strategi para
jenderalnya. Pada saat itu pula, ia mengirimkan utusan ke negeri Farsa sebagai
antisipasi jika ia pada akhirnya memerlukan bantuan negeri Farsa.
Ketika para tentara dan
para jenderal negeri Suryan tengah bersiap-siap dan menyiagakan diri itu,
sebagian pasukan Siis yang bergerak atas instruksi langsung pimpinan mereka,
yaitu Rakab, telah sampai di gerbang kota Alepp setelah mereka turun dari
kapal-kapal yang mengangkut mereka yang menempuh jalur perjalanan laut dari
negeri Najdor yang menjadi markas mereka.
Dengan keji dan brutal,
mereka pun membantai dan membunuh para penduduk kota Alepp dari kaum
laki-lakinya serta memperkosa kaum perempuan kota tersebut sebelum akhirnya
mereka membunuhnya dengan tanpa belas kasihan.
Kabar telah diduduki dan
ditaklukkannya kota Alepp oleh pasukan bengis Siis yang brutal itu telah
diketahui oleh Raja Rashab dan para jenderalnya yang berada di kota Damas. Maka
diputuskanlah untuk mencegah dan mencegat para pasukan Siis tersebut agar tidak
memasuki kota berikutnya, yaitu kota Ramad, dengan mengirim sepasukan berkuda
yang dipimpin oleh Jenderal Saada.
Pasukan berkuda yang
dipimpin Jenderal Saada itu pun berangkat dari kota Damas menuju Desa Palma,
yang merupakan desa penghubung satu-satunya yang paling strategis antara kota
Alepp dan kota Ramad, dan dari desa itulah para tentara yang dipimpin Jenderal
Saada akan mencegat dan menghadang pasukan Siis yang dibiayai langsung oleh
Mayar Rother dan Jarjus Bushan itu, agar tidak memasuki kota Ramad.
Jenderal Saada juga
memerintahkan kepada salah seorang prajuritnya untuk memberitahukan kepada para
penduduk kota Ramad agar mereka mempersiapkan diri dengan senjata apa saja yang
mereka miliki dan yang dapat digunakan untuk mempertahankan diri mereka dari
kemungkinan adanya serangan dan pembantaian yang akan dilakukan oleh pasukan
Siis pimpinan Rakab yang bengis dan brutal itu.
Dengan kudanya yang
tangguh, gesit, dan tangkas itu, sang prajurit itu pun melesat menuju kota
Ramad, sementara Jenderal Saada dan pasukannya di Desa Palma itu bersiap-siap
dan bersiaga di gerbang Desa Palma demi menanti kedatangan pasukan Siis
pimpinan Rakab yang terkenal bengis dan tak mengenal kasihan ketika berperang.
Setelah menunggu dan bersiaga
selama beberapa jam, Jenderal Saada dan para tentaranya akhirnya dapat melihat
iring-iringan pasukan Siis pimpinan Rakab sejauh kemampuan dan jangkauan
pandangan mata mereka, di mana sebagian pasukan Siis pimpinan Rakab itu
mengendarai gajah-gajah raksasa.
Kala itu, dengan segera,
Jenderal Saada memberi aba-aba kepada sebagian pasukannya yang merupakan para
pemanah itu agar menyiapkan busur dan anak panah mereka yang siap dilesatkan
sesuai aba-aba sang jenderal. Dan ketika jarak jangkauan telah tepat menurut
Jenderal Saada, sang jenderal itu pun segera memerintahkan para pasukan
pemanahnya untuk menghujani pasukan Siis dengan anak-anak panah mereka.
Perkiraan Jenderal Saada
ternyata tidak meleset, dan sebagian besar anak-anak panah yang dilesatkan pasukan
pemanahnya mengenai sasaran mereka dengan tepat, hingga banyak tentara Siis
yang tersungkur akibat hantaman dan terjangan anak-anak panah pasukan Jenderal
Saada yang telah membunuh sepuluh persen pasukan dari keseluruhan pasukan Siis
pimpinan Rakab yang ternyata sangat banyak itu, jumlah pasukan Siis yang
membuat Jenderal Saada sendiri sempat terkesima.
Mengetahui hal itu, ia pun
segera memerintahkan salah seorang prajuritnya untuk kembali ke kota Damas demi
memberikan laporan keadaan medan perang yang sesungguhnya kepada Raja Rashab
dan para jenderal yang ada di kota Damas.
Saat itu, meski kalah jauh
secara jumlah, Jenderal Saada dan pasukannya bertempur dan berjuang dengan
gigih dan bersemangat, hingga berhasil mengalahkan dua-puluh persen jumlah
pasukan Siis dari jumlah keseluruhan pasukan Siis pimpinan Rakab tersebut, sebelum
Jenderal Saada sendiri dan seluruh pasukannya gugur tanpa tersisa.
Dengan gugurnya Jenderal
Saada dan pasukannya tersebut tanpa sisa, pasukan Siis pimpinan Rakab pun
meneruskan misi dan perjalanan mereka untuk menaklukkan dan menguasai kota
Ramad, dan untuk menghabisi para penduduknya. Sementara, di kota Damas, Raja
Rashab dan para jenderal negeri Suryan mendapatkan kabar bahwa bantuan
bala-tentara dari negeri Farsa dan dari negeri Lubnan sedang dalam perjalanan
menuju kota Damas dengan menggunakan alias mengendarai burung-burung besar. (Bersambung)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar