Selasa, 26 Mei 2015

Kisah Siswi Karina Ke-15 (Tragedi Negeri Suryan)



Hak cipta ©Sulaiman Djaya

Beberapa bulan kemudian setelah diselenggarakannya pertemuan rahasia yang digagas Mayar Rother dan Jarjus Bushan dan dihadiri Ziva Kamarin dari negeri Asrail, Pangeran Wilad Nibtalal dari negeri Najdan dan Perdana Menteri Vidad Kamarun dari negeri Angland di sebuah kota rahasia bernama kota Ramsad di negeri Amarik itu, ribuan prajurit yang dipimpin oleh Rakab berangkat menuju negeri Suryan dari markas mereka di negeri Najdor.

Kedatangan ribuan pasukan yang dipimpin Rakab ke negeri Suryan itu pun diketahui oleh mata-mata negeri Suryan yang menyamar sebagai seorang petani dan nelayan, yang segera melaporkannya kepada Raja Rashab di kota Damas dengan jalan mengendarai seekor kuda ajaib super cepat yang memiliki tanduk mirip Unicorn.

Mengetahui hal itu, Raja Rashab pun segera meminta para jenderalnya untuk menyiagakan dan menyiapkan pasukan dan para tentara negeri Suryan sesuai dengan cara dan strategi para jenderalnya. Pada saat itu pula, ia mengirimkan utusan ke negeri Farsa sebagai antisipasi jika ia pada akhirnya memerlukan bantuan negeri Farsa.

Ketika para tentara dan para jenderal negeri Suryan tengah bersiap-siap dan menyiagakan diri itu, sebagian pasukan Siis yang bergerak atas instruksi langsung pimpinan mereka, yaitu Rakab, telah sampai di gerbang kota Alepp setelah mereka turun dari kapal-kapal yang mengangkut mereka yang menempuh jalur perjalanan laut dari negeri Najdor yang menjadi markas mereka.

Dengan keji dan brutal, mereka pun membantai dan membunuh para penduduk kota Alepp dari kaum laki-lakinya serta memperkosa kaum perempuan kota tersebut sebelum akhirnya mereka membunuhnya dengan tanpa belas kasihan.

Kabar telah diduduki dan ditaklukkannya kota Alepp oleh pasukan bengis Siis yang brutal itu telah diketahui oleh Raja Rashab dan para jenderalnya yang berada di kota Damas. Maka diputuskanlah untuk mencegah dan mencegat para pasukan Siis tersebut agar tidak memasuki kota berikutnya, yaitu kota Ramad, dengan mengirim sepasukan berkuda yang dipimpin oleh Jenderal Saada.

Pasukan berkuda yang dipimpin Jenderal Saada itu pun berangkat dari kota Damas menuju Desa Palma, yang merupakan desa penghubung satu-satunya yang paling strategis antara kota Alepp dan kota Ramad, dan dari desa itulah para tentara yang dipimpin Jenderal Saada akan mencegat dan menghadang pasukan Siis yang dibiayai langsung oleh Mayar Rother dan Jarjus Bushan itu, agar tidak memasuki kota Ramad.

Jenderal Saada juga memerintahkan kepada salah seorang prajuritnya untuk memberitahukan kepada para penduduk kota Ramad agar mereka mempersiapkan diri dengan senjata apa saja yang mereka miliki dan yang dapat digunakan untuk mempertahankan diri mereka dari kemungkinan adanya serangan dan pembantaian yang akan dilakukan oleh pasukan Siis pimpinan Rakab yang bengis dan brutal itu.

Dengan kudanya yang tangguh, gesit, dan tangkas itu, sang prajurit itu pun melesat menuju kota Ramad, sementara Jenderal Saada dan pasukannya di Desa Palma itu bersiap-siap dan bersiaga di gerbang Desa Palma demi menanti kedatangan pasukan Siis pimpinan Rakab yang terkenal bengis dan tak mengenal kasihan ketika berperang.

Setelah menunggu dan bersiaga selama beberapa jam, Jenderal Saada dan para tentaranya akhirnya dapat melihat iring-iringan pasukan Siis pimpinan Rakab sejauh kemampuan dan jangkauan pandangan mata mereka, di mana sebagian pasukan Siis pimpinan Rakab itu mengendarai gajah-gajah raksasa.

Kala itu, dengan segera, Jenderal Saada memberi aba-aba kepada sebagian pasukannya yang merupakan para pemanah itu agar menyiapkan busur dan anak panah mereka yang siap dilesatkan sesuai aba-aba sang jenderal. Dan ketika jarak jangkauan telah tepat menurut Jenderal Saada, sang jenderal itu pun segera memerintahkan para pasukan pemanahnya untuk menghujani pasukan Siis dengan anak-anak panah mereka.

Perkiraan Jenderal Saada ternyata tidak meleset, dan sebagian besar anak-anak panah yang dilesatkan pasukan pemanahnya mengenai sasaran mereka dengan tepat, hingga banyak tentara Siis yang tersungkur akibat hantaman dan terjangan anak-anak panah pasukan Jenderal Saada yang telah membunuh sepuluh persen pasukan dari keseluruhan pasukan Siis pimpinan Rakab yang ternyata sangat banyak itu, jumlah pasukan Siis yang membuat Jenderal Saada sendiri sempat terkesima.

Mengetahui hal itu, ia pun segera memerintahkan salah seorang prajuritnya untuk kembali ke kota Damas demi memberikan laporan keadaan medan perang yang sesungguhnya kepada Raja Rashab dan para jenderal yang ada di kota Damas.

Saat itu, meski kalah jauh secara jumlah, Jenderal Saada dan pasukannya bertempur dan berjuang dengan gigih dan bersemangat, hingga berhasil mengalahkan dua-puluh persen jumlah pasukan Siis dari jumlah keseluruhan pasukan Siis pimpinan Rakab tersebut, sebelum Jenderal Saada sendiri dan seluruh pasukannya gugur tanpa tersisa.

Dengan gugurnya Jenderal Saada dan pasukannya tersebut tanpa sisa, pasukan Siis pimpinan Rakab pun meneruskan misi dan perjalanan mereka untuk menaklukkan dan menguasai kota Ramad, dan untuk menghabisi para penduduknya. Sementara, di kota Damas, Raja Rashab dan para jenderal negeri Suryan mendapatkan kabar bahwa bantuan bala-tentara dari negeri Farsa dan dari negeri Lubnan sedang dalam perjalanan menuju kota Damas dengan menggunakan alias mengendarai burung-burung besar. (Bersambung)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar