Tampilkan postingan dengan label Telisik. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Telisik. Tampilkan semua postingan

Jumat, 20 Mei 2016

Tugas Ganda Filsuf


Bagi siapa pun yang ingin berkenalan dengan filsafat, biasanya pertanyaan yang mungkin paling pertama muncul dalam pikiran adalah: apakah filsafat? Dan justru memang pertanyaan filsafat yang paling mendasar inilah yang diajukan oleh Bryan Magee kepada filsuf Inggris, Sir Isaiah Berlin dari Oxford, penulis biografi Karl Marx itu.

Diskusi dengan Sir Isaiah Berlin yang diberi judul 'Pengantar ke Dalam Filsafat' ini berkisar pada berbagai permasalahan yang mendasar dalam filsafat. Landasan titik tolak yang diambil oleh filsafat sebagaimana secara panjang lebar dibentangkan oleh Isaiah Berlin, kurang lebih dapat kita simpulkan dengan mengatakan bahwa di tengah perjuangan mencari pengetahuan tentang manusia, mereka pada umumnya mengajukan dua jenis pertanyaan.

PERTAMA, berbagai pertanyaan mengenai dunia semesta. Manusia sepanjang masa mencoba menemukan serta menguasai lingkungannya, atau menaklukkan lingkungannya. Pertanyaan-pertanyaan yang menyangkut alam semesta ini, menurut Isaiah Berlin, hanya bisa terjawab pada akhirnya dengan meninjau pertanyaan-pertanyaan itu sendiri, menyelidiki, mengamati, menguji, melakukan percobaan terhadap semesta dan seterusnya. Pertanyaan-pertanyaan itu bersifat faktual, atau sebagaimana yang dikatakan oleh para filsuf: bersifat empiris. Atau jelasnya, pertanyaan pertanyaan yang berpaut dengan pengalaman.

Pertanyaan yang Kedua bersifat lebih abstrak dan formal. Misalnya pertanyaan-pertanyaan dalam bidang matematika atau logika. Pertanyaan jenis ini berkaitan dengan hubungan timbal-balik antara berbagai kesatuan dengan sistem formal, dan oleh karena itu tidak dapat dijawab hanya dengan meninjau alam semesta. Dengan mengatakan hal ini, menurut Isaiah Berlin lagi, tidaklah dimaksudkan bahwa pertanyaan itu berada pada jarak yang jauh dari perhatian kita sehari-hari.

Satu sistem formal yang sudah sangat biasa kita pakai dalam kehidupan sehari-hari adalah aritmatik. Sistem itu kita pergunakan setiap hari untuk menghitung sesuatu, menentukan waktu, membilang uang dan sebagainya. Suatu sistem niskala memang bisa sangat berguna dan penting dalam kehidupan praktis kita sehari-hari. Dengan demikian, terdapat dua golongan besar pertanyaan: berbagai pertanyaan empiris yang melibatkan ikhtiar meninjau berbagai fakta dan pertanyaan-petanyaan formal yang melibatkan upaya menghubungkan sesuatu dengan sesuatu yang lain.

Hampir seluruh pertanyaan, dan karena itu seluruh pengetahuan, termasuk ke dalam salah satu dari golongan pertanyaan tadi. Namun tidaklah demikian halnya dengan pertanyaan pertanyaan yang bersifat filosofis. Hampir seluruh pertanyaan yang menunjukkan tanda-tanda pertanyaan filosofis tidak termasuk ke dalam dua golongan pertanyaan tadi.

Pertanyaan seperti apakah yang dimaksudkan dengan hak, keindahan, dan keadilan, tidak dapat sekadar dijawab hanya dengan meneliti ikatan suatu sistem formal atau meninjau fakta-fakta. Oleh sebab itu kita tidak mengetahui apa yang harus diperbuat untuk menemukan jawabannya. Timbulnya pertanyaan yang menuntut jawaban tanpa suatu pengertian yang jelas tentang bagaimana menemukan jawabannya adalah awal dari langkah filsafat.

Anggapan keliru yang terlanjur meluas di tengah masyarakat adalah perkiraan bahwa filsafat dapat memberikan petunjuk-petunjuk moral tentang bagaimana semestinya kehidupan ini harus dijalani, atau berharap bahwa filsafat dapat menyodorkan penjelasan tantang manusia dan alam semesta, tentang rahasia kehidupan. Atau, dengan lain perkataan, orang mencoba menghampiri filsafat untuk menemukan jawaban-jawaban yang serba pasti.

Seorang filsuf memang bisa bicara tentang moral, tapi dalam hal ini kedudukannya hanya sebagai penasehat filosofis. Bukanlah tugasnya untuk berkhotbah, mengutuk atau memuji, atau memberi berbagai petunjuk tentang bagaimana orang harus hidup. Tugas seorang filsuf, menurut Isaiah Berlin, hanyalah menempatkan arah dari satu tindakan dalam hubungan moralnya. Menentukan posisinya berdasarkan suatu peta moral, menghubungkan sifat, motif, tujuannya pada kaitan seluk-beluk nilai ke dalam mana tindakan itu tergolong. Menarik garis dari berbagai akibatnya yang mungkin terjadi serta berbagai implikasinya yang berpautan atau relevan, memberikan berbagai argumen yang pro atau menentangnya dengan seluruh pengetahuan, pengertian, kecakapan logika dan kedalaman moral yang dimiliki oleh sang filsuf.

Dengan demikian, maka ia telah menjalankan tugasnya bukan sebagai seorang pengkhotbah atau juru mudi kehidupan, melainkan sekadar sebagai seorang penasehat filosofis. Seorang filsuf tidak dapat berbuat lebih jauh dari itu atau melampaui batas tugasnya sebagai seorang penasehat filosofis.

Berpijak pada pandangan tadi, Isaiah Berlin menyuarakan keberatannya pada sebagian besar filsuf moral dan politik, mulai dari Plato dan Aristoteles sampai pada Immanuel Kant, Stuart Mill, Moore, serta kebanyakan para pemikir kontemporer. Menurut Isaiah Berlin, para filsuf itu justru berbuat sebaliknya. Mereka berusaha mengajarkan bagaimana membedakan antara yang buruk dengan yang baik, menganjurkan penerapan pola-pola yang benar ke dalam tingkah laku manusia.

Kendati demikian, diakui pula oleh Berlin bahwa filsafat mengemban tugas ganda: menyelidiki, khususnya mengecam pra-anggapan atas ketentuan-ketentuan nilai yang ditetapkan atau dirumuskan oleh manusia dengan pikiran maupun tindakannya. Sedangkan tugas lain adalah menampung atau melayani berbagai pertanyaan yang tidak termasuk ke dalam golongan formal maupun ke dalam golongan empiris yang telah disinggung di permulaan tadi. 


Sabtu, 16 April 2016

Kenapa Sukhoi Indonesia Ditakuti?


Kemajuan dasar dan landasan pertimbangan dan pemikiran strategis serta visi dari Pimpinan TNI, khususnya TNI AU serta Kemenhan untuk memodernisasi daya pukul alutsista TNI AU membawa angin segar dalam bidang pertahanan Indonesia, yaitu kebutuhan akan Angkatan Udara yang kuat. Tentulah hal itu merupakan sebuah kesadaran dan kebersamaan yang cerdas dalam mempertahankan kedaulatan bangsa dan negara, dimana upaya untuk mencapai kekuatan pokok minimum MEF (Minimum Essential Force) pertahanan masih menjadi fokus kebijakan pembangunan kekuatan dan kemampuan TNI ke depan.

Setelah melalui jalan panjang, TNI AU mulai dibenahi oleh pimpinan nasional yang melihat betapa pentingnya peran angkatan udara disebuah negara. Sebagai contoh, Amerika Serikat memainkan USAF sebagai sarana pendikte dan mementahkan kekuatan militer Libya, dalam membantu pemberontakan di Libya terhadap Kolonel Muammar Khadafi yang akhirnya tumbang dan bahkan dibunuh dengan keji oleh gabungan pasukan Amerika dan NATO.

Dengan kemajuan visi pertahanan dan strategis tersebut, TNI AU pun mulai menggunakan keluarga Sukhoi-27 pada tahun 2003 setelah batalnya kontrak pembelian 12 unit Su-30MKI pada 1996 akibat krisis keuangan dan gangguang pihak-pihak yang tidak ingin melihat militer Indonesia menjadi kuat. Kontrak tahun 2003 itu mencakup pembelian 2 unit Sukhoi-27SK dan 2 unit Sukhoi-30MK senilai 192 juta dolar AS tanpa paket senjata. Itulah awal kebangkitan kekuatan udara Indonesia dalam mengimbangi kekuatan udara negara-negara tetangga yang secara geopolitik seakan seperti didikte oleh paguyuban Amerika dan Australia, seperti Singapura, Malaysia, dan Filipina yang merupakan sekutu-sekutu Barat.  

Angkata Udara Indonesia pun mulai lebih disegani setelah acara MAKS 2007 di Moskow, dimana Departemen Pertahanan mengumumkan kontrak untuk pembelian 3 unit Sukhoi-27SKM dan 3 unit Sukhoi-30MK2 senilai 350 juta dolar AS. Kini TNI AU sudah memiliki 10 Sukhoi dan menjadi satu skuadron pada 2014 silam.

TNI AU MEMBACA KERISAUAN AUSTRALIA
Tentu saja, dalam meninjau ancaman, intelijen udara mengukur dari sisi kekuatan, kemampuan dan kerawanan, baik unsur penyerang maupun unsur pertahanan musuh ataupun calon musuh. Standar analisa intelijen udara di negara manapun menggunakan standar yang sama, 3K dan 1N (Niat).

Sejak Operasi Trikora-nya Bung Karno pada 1961 yang fantastis dan legendaris serta mencengangkan dan mengagetkan dunia internasional itu, Australia walaupun tidak secara langsung menempatkan Indonesia sebagai ancaman, mengatakan bahwa musuh akan datang dari Utara. Australia pun menggelar kekuatannya lebih fokus ke Utara, dan pengamatan wilayah dilakukan dengan over the horizon radar, yang mampu memonitor hingga pulau Jawa dan Kalimantan.

Sementara otu, sejak TNI AU mengikuti latihan bersamadalam Pitch Black 2012 di Australia, pemerintah Australia, khususnya RAAF merasakan kegundahan dan keterkejutan, dimana Su-30 TNI AU ternyata lebih unggul dibandingkan F-18F Super Hornet hampir di semua lini. Dari hasil latihan tersebut, Australia harus membuat pilihan, memilih rencana pengadaan 100 unit F-35 Lightning dari Amerika (joint strike fighter) atau tetap membeli dua skadron 24 F-18 Super Hornet. Dalam Pitch Black 2012 itu, yang menjadi sorotan media-media internasional adalah kehadiran Sukhoi Indonesia yang menjadi bintang utama.

The Business Spectator, misalnya, menyatakan, “Indonesia merencanakan akan membeli 180 pesawat tempur Sukhoi dari Rusia/India yaitu PAK-FA T-50 atau Su-35S. Jadi pertanyaannya lebih baik dipilih F-35 daripada Hornet. Apabila Indonesia kemudian di masa depan ikut memperkuat Angkatan Udaranya dengan Su-35S atau T-50, maka AU Australia akan menjumpai masalah besar ".

Di belahan dunia yang lain, siaran pers resmi yang ditulis harian Rossiiskaya Gazeta mengatakan bahwa T-50 akan menggabungkan fungsi dari peran sebagai pesawat serbu dan fungsi sebagai jet tempur. Pesawat ini dilengkapi dengan avionik modern yang mengintegrasikan fungsi elektronik dan array radar. Perlengkapan baru tersebut akan memberikan kesempatan kepada penerbang untuk lebih berkonsentrasi dalam melakukan tugas pertempuran.

Para pengamat militer di Australia menyatakan bahwa dalam memegang slogan RAAF (first look, first shoot, first kill’), para pejabat pertahanan harus berjuang keras mencari jalan keluar dengan tidak mempertahankan Hornet yang dianggap sudah ketinggalan jaman. Sukhoi oleh Australia dinilai terlalu hebat.

Tak cuma itu, bahkan lebih jauh analis Bussines Spectator menyatakan, “Sebagai contoh, JSF (Joint Srike Fighter) dapat beroperasi secara efektif hanya untuk ketinggian maksimal sekitar 40.000 kaki (walau masih bisa beroperasi lebih tinggi tetapi kalah di tingkat yang lebih tinggi). Sebaliknya, Sukhoi dapat beroperasi pada kapasitas penuh di tingkat yang jauh lebih tinggi dan dengan kelebihan dan keuntungan, mereka memiliki sistem dan senjata yang bisa meruntuhkan sebuah JSF Australia sebelum mereka memiliki kesempatan menerapkan slogannya.”

Business Spectator bahkan menegaskan bahwa: “Tidak ada pertempuran udara yang diperlukan, karena sejatinya pesawat Australia sudah runtuh sebelum bertempur, karena disergap jauh sebelum dia menyadarinya".

Jalan keluar yang disarankan adalah apabila Australia (RAAF) memiliki F-22 Raptor atau teknologi Raptor yang diterapkan pada pesawat tempur pilihan yang dipilih. Masalahnya adalah Amerika tidak mengijinkan F-22 dijual kepada negara lain selain untuk kepentingan pertahanan dalam negerinya.

Anehnya di dalam negeri Australia sendiri, New Australia merekomendasikan agar Pemerintah Australia justru memilih Sukhoi seperti yang dilakukan India, mendapatkan lisensi dengan ijin membangun Sukhoi Australia, baik Sukhoi Flanker Su-35S atau pesawat Su-32 Fullback. Preferensi saat ini adalah Su-35S. Saat ini Sukhoi memberikan lisensi pembuatan pesawat tempur di India dan China. Australia bisa membeli utuh pesawat Sukhoi dan membangun avioniknya, dan persenjataan lokal. Sukhoi adalah ‘open source’, demikian menurut New Asia.

Memang sudah diakui dunia internasional bahwa Sukhoi dinilai jauh lebih unggul dibandingkan JSF. Su-35, contohnya, memiliki jangkauan efektif sekitar 4.000 km dibandingkan dengan hanya 2.200 km untuk F-35. Ini berarti JSF membutuhkan dukungan pesawat tanker untuk menutup ruang (wilayah Australia) yang lebarnya 4.000km. Selain itu, kecepatan Su-35 adalah Mach 2,4 (hampir dua setengah kali kecepatan suara), sedangkan F-35 terbatas pada Mach 1.6.

Kini Australia menghadapi dilema kegundahan. RAAF terus mengikuti perkembangan modernisasi TNI AU. Dengan memiliki keluarga Flankers, maka Indonesia pada masa mendatang bukan tidak mungkin akan bisa memiliki pesawat tempur Su-35 dan sudah memesan, dan bahkan pesawat tempur T-50 generasi kelima. T-50 PAK FA jet tempur (Prospective Airborne Complex of Frontline Aviation) kini sedang mengalami uji engine di Zhukovsky Airfield, Moscow.

Berdasarkan beberapa fakta tersebut, nampaknya Australia kini berada dalam kondisi mengalami kegundahan seperti tahun 1961, dimana Tu-16 AURI mampu mencapai daratannya tanpa terdeteksi dan tidak dapat diantisipasi. Dengan memiliki gabungan alutsista tempur udara Timur dan Barat, Indonesia kini menjadi negara yang disegani negara-negara tetangganya.  

Australia menjadi lebih gundah setelah mengetahui Indonesia tertarik untuk mendirikan sebuah pusat perawatan bersama untuk pesawat fixed dan rotary wing Rusia. Victor Komardin, wakil kepala Rosoboronexport, eksportir peralatan perang Rusia, telah mengumumkan hal tersebut di Air show LIMA 2013 di Malaysia.  

Dapatlah disimpulkan bahwa dengan sudah mengawali kepemilikan keluarga Flankers (Su 27/30), Indonesia (TNI AU) menjadi negara yang sangat diperhitungkan oleh Australia dan pasti juga oleh tetangga lainnya. Alih teknologi ke pesawat yang lebih canggih hanyalah soal waktu yang tidak terlalu rumit dilakukan TNI AU apabila ada pengembangan kekuatan. Australia sangat khawatir Indonesia berpeluang memiliki Su-35 dan bukan tidak mungkin dengan ekonominya yang semakin baik, suatu saat Indonesia akan memiliki pesawat tempur T-50. Para pamen dan intelijen udara pun dituntut berfikir jauh dan strategis, memperkirakan perkembangan situasi global dan regional sehingga dapat memberikan masukan kepada pimpinan yang akurat. 


Sabtu, 09 April 2016

Indonesia, Persia, Bizantium



(Ilustrasi: Garuda Indonesia & Garuda Bizantium/Rusia)

Kisah ini bermula pada peristiwa sekitar tahun 600 SM, ketika Nebuchadnezzar II (King of Babylon), mengirimkan beberapa ekspedisi ke wilayah Timur, yang tujuannya untuk mengambil pohon-pohon besar serta benih-benih bunga pilihan, untuk kemudian di tanam di Taman Tergantung Babylon.

Inisiatif pembuatan Taman Bergantung ini, dilakukan dalam upaya untuk mengobati kerinduan Permaisuri Amuhia, kepada suasana kampung halamannya (Sumber: Alter Terahsia Bangsa Melayu V).

Para pakar sejarah mencatat, Queen Amuhia (630-565 SM) merupakan keluarga King Cyaxares of The Medes (690-585 SM). Memperhatikan jarak usia keduanya, sekitar 60 tahun, kuat dugaan Queen Amunia, adalah cucu dari King Cyaxares. Ayah dari Queen Amunia, adalah seorang Pangeran dari bangsa Medes, yang juga merupakan saudara King Astyages of The Medes (660-550 SM).

Untuk dipahami, wilayah Medes berada di daerah sekitar Persia (Iran), yang keadaan alamnya, kurang lebih mirip dengan Babylon (Irak). Jadi sangat mengherankan pendapat yang menyatakan, Queen Amuhia merindukan suasana di Medes, terlebih lagi lokasinya tidak seberapa jauh dari Babylon.

Lokasi kampung halaman, Queen Amuhia masih penuh misteri. Beberapa sejarawan menduga, kampung halaman yang dimaksud tidak lain adalah Tanah Jawi (Nusantara), yang berada nun jauh disana serta penuh dengan pepohonan dan beraneka ragam bunga

Mengapa ada seorang Princess dari Medes, bisa bertempat tinggal di Jawi (Nusantara)?
Mungkinkah ibunda Queen Amuhia, adalah puteri dari negeri Melayu?

Queen Amuhia (Amytis of Media), sedari kecil telah akrab dengan suasana tropis di negeri yang subur, di kampung halaman ibunya.

Prof. Giorgio Buccellati, seorang arkeolog senior dari University of California-Los Angeles (UCLA), yang saat itu terkagum-kagum dengan sebuah temuannya. Ia menemukan sebuah porselen cekung, yang di atasnya terdapat fosil sisa-sisa tumbuhan cengkeh.

Buccellati saat itu tengah melakukan penggalian di atas tanah bekas rumah seorang pedagang yang berasal dari masa 1.700 SM di Terqa, Eufrat Tengah.

Sebagai pakar, Buccelatti mengetahui jika Cengkeh hanya bisa hidup di satu tempat di muka bumi, yakni di Kepulauan Maluku. Temuan inilah yang kemudian muncul termin Clove Route atau jalur perniagaan rempah-rempah Cengkeh bangsa Nusantara hingga sampai ke Fir’aun Mesir.

Temuan tersebut membuktikan kepada kita jika di masa Sebelum Masehi, di zaman para nabi-nabi, pelaut-pelaut Nusantara telah melanglang buana menyeberangi samudera dan menjalin hubungan dengan warga dunia lainnya.

Bahkan Dick-Read meyakini jika sistem pelayaran, termasuk perahu-perahu, dari para pelaut Nusantaralah yang menjadi acuan bagi sistem dan bentuk perahu banyak negeri-negeri lain di dunia. Keyakinan ini diamini oleh sejumlah arkeolog dan sejarawan senior seperti Dr. Roland Oliver (Sumber: Moyang Indonesia Ekspor Cengkeh, Kayu Manis dan Kapur Barus ke Fir’aun)

Sebuah manuskrip Yahudi Purba menceritakan sumber bekalan emas untuk membina negara kota Kerajaan Nabi Sulaiman (sekitar tahun 950SM), diambil dari sebuah kerajaan purba di Timur Jauh yang dinamakan Ophir.

Kemungkinan Ophir berada di Pulau Sumatera, yang dikenal sebagai “Pulau Emas” atau dalam bahasa sanskrit bernama “Swarna Dwipa” (Suvarnadvipa). Bahkan menurut informasi Pusat Kerajaan Minangkabau terletak di tengah-tengah galian emas. Emas-emas yang dihasilkan kemudian diekspor dari sejumlah pelabuhan, seperti Kampar, Indragiri, Pariaman, Tikus, Barus, dan Pedir (Sumber: PULAU-PULAU PALING BERSEJARAH DI INDONESIA)

Berdasarkan data arkeologis di atas, kepulauan Nusantara pada sekitar 600 SM, telah terdapat pusat-pusat perdagangan, baik itu di pulau Sumatera sampai ke Maluku. Diduga Queen Amuhia, bertempat tinggal di salah satu Pusat Perdagangan ini, untuk menemani kedua orang tuanya, yang menjadi konsul perdagangan bangsa Medes di Nusantara.

AMUHIA, LELUHUR SERIBU RAJA
Perkawinan antara King Nebuchadnezzar II dan Queen Amuhia, melahirkan seorang putera dan tiga orang puteri. Berdasarkan penyelusuran Genealogy, melalui zuriat salah seorang cucunya, yang bernama Nidintu-Bel (Prince) of Babylon (Nebuchadnezzar III of Babylon), kelak akan lahir para penguasa baik di negeri timur maupun barat.

BEBERAPA TOKOH, ZURIAT QUEEN AMUHIA

[1] Maharaja Nusirwan ‘Adil, Leluhur Raja-Raja Melayu
Maharaja Nusirwan ‘Adil (Anushirvan/King Khosrow I “The Just” of Persia) bin Maharaja Kibad Syahriar (Kavadh I of Persia) bin Firuz II of Persia bin Yazdagird II of Persia bin Bahram V of Persia bin Yazdagird I of Persia bin Shapur III of Persia bin Shapur II “The Great” of Persia bin Ifra Hormuz binti Vasudeva of Kabul bin Vasudeva IV of Kandahar bin Vasudeva III of Kushans bin Vasudeva II of Kushans bin Kaniska III of Kushans bin Vasudeva I of Kushans bin Huvishka I of Kushans bin Kaniska of Kushanastan bin Wema Kadphises II of Kunhanas bin Princess of Bactria binti Calliope of Bactria binti Hippostratus of Bactria bin Strato I of Bactria bin Agathokleia of Bactriai binti Agathokles I of Bactriai bin Pantaleon of Bactria bin Sundari Maurya of Magadha binti Princess of Avanti binti Abhisara IV of Avanti bin Abhisara III of Pancanada bin Abhisara II of Taxila bin Abhisara I of Taxila bin Rodogune Achaemenid of Persia binti Artaxerxes II of Persia bin Darius II of Persia bin Andia (Andria) of Babylon (menikah dengan Artaxerxes I of Persia) binti Nebuchadnezzar IV of Babylon bin Nidintu-Bel (Prince) of Babylon (Nebuchadnezzar III of Babyon) bin Princess of Babylon binti Queen Amuhia.

[2] SHAHRBĀNŪ, IBUNDA IMAM ALI ZAINAL ABIDIN (BANI ALAWIYYIN)
Shahrbānū (Shahr Banu,
شهربانو, menikah dengan Imam Husein) binti Yazdigird III Sásání, King of Persia (16 June 632-651) bin Sharíyár Sásání, Sháh of Persia bin Khusraw II (Parvez) 22nd Sásání king of Persia bin Hormizd IV 21st Sásání king of Persia bin Maharaja Nusirwan ‘Adil (Anushirvan/King Khosrow I “The Just” of Persia) bin Maharaja Kibad Syahriar (Kavadh I of Persia) bin Firuz II of Persia… (lihat silsilah 1)

[3] BASIL (BASILEOS) I, EMPEROR OF THE BYZANTINE EMPIRE
Basil I of Byzantine bin Konstantinos Porphyrogenitus of Adrianople bin Hmayeak of Adrianople bin Artavazd Mamikonian bin Hmyayeak Mamikonian bin Artavazd Mamikonian bin Hamazasp III Mamikonian of Armenia bin Dawith (David) Mamikonian bin Vahan II Mamikonian of Taron bin Mousegh Mamikonian bin Hmayeak Mamikonian bin Vard Mamikonian of Armenia bin General Hmayeak Mamikonian bin Sahakanoysh of Armenia bin Isaac I of Armenia bin Narses I of Armenia bin Athenagenes bin Chosroes III of Armenia bin Tiran (Helios) of Armenia bin Khusraw II of West Armenia bin Tiridat II of Armenia bin Khusraw I “the Brave” of Armenia bin Princess of Iberia binti Pharasmenes III of Iberia bin Rhadamiste I of Iberia bin Pharasmenes II of Iberia bin Amazaspus I of Iberia bin Mithradates I of Iberia bin Pharasmenes I of Iberia bin Princess of Iberia binti Pharnabazus I of Iberia bin Artaces I of Iberia bin Artaxias I of Iberia bin Artavasdes I of Iberia bin Tigranes I of Iberia bin Artaxias I of Armenia bin Zariadres I of Sophene bin Xerses I of Armenia bin Arsames I of Armenia bin Samos I of Armenia. bin Aroandes III of Armenia bin Mithranes I of Armenia bin Aroandes II of Armenia bin Rodogune Achaemenid of Persia binti Artaxerxes II of Persia bin Darius II of Persia bin Andia (Andria) of Babylon (menikah dengan Artaxerxes I of Persia) binti Nebuchadnezzar IV of Babylon bin Nidintu-Bel (Prince) of Babylon (Nebuchadnezzar III of Babyon) bin Princess of Babylon binti Queen Amuhia.

Selasa, 08 Maret 2016

Politik Global Zaman Akhir




oleh Syekh Imran Nazar Hossein (Jenewa, Swiss 27 Februari 2016)

Guru saya Maulana Fazlur Rahman Al-Anshari bertanya kepada saya, Al-Quran telah datang bagi orang-orang yang takut kepada Allah, kemudian apa isi Al-Quran yang lainnya? Beliau menunjuk kearah langit, lihatlah bintang-bintang di langit. Bagi orang-orang yang tidak mengerti, bintang-bintang itu hanyalah sesuatu yang sangat indah. Hanyalah sebatas sesuatu yang berkelap-kelip. Namun ketika Allah berbicara tentang bintang-bintang yang ada di langit, maksudnya adalah bahwa bintang-bintang itu bukanlah hanya sekedar hiasan, bintang-bintang itu memberi kamu panduan, jika kamu bisa memahami maknanya.

Jika kamu menghubungkan satu bintang ke bintang yang lain, kamu akan mendapat gambaran besar. Maka ketika kamu berlayar di lautan, kamu bisa melihat pola bintang-bintang itu untuk memberikan petunjuk arah, ayat-ayat di Al-Quran itu seperti bintang-bintang itu, memberi kamu arahan dan panduan di dalam proses sejarah manusia, banyak orang yang melihat sejarah manusia hanya sebatas menghafal peristiwa dan tanggal kejadian, mereka hanya memahami sejarah sebagai sesuatu yang tidak berarah, tanpa bertujuan, seperti kayu yang ada di lautan, kesana kemari, tidak punya arah yang jelas dan pasti.

Namun ada orang-orang yang tertentu, “biasanya mereka tidak melihat televisi”, mereka itu adalah pemikir, mereka berpikir, mereka bisa menghubungkan peristiwa satu dengan peristiwa yang lain dalam sejarah, dan mereka bisa melihat pola tertentu dalam sejarah, dan membaca sejarah dengan berbeda dari apa apa yang ditulis dalam sejarah, mereka melihat bahwa dunia berada di ambang kehancuran, dan mereka ini belum tentu orang Islam, atau Nashrani (Kristiani) atau Yahudi.

Di sebelah saya ini adalah seorang sekuler, Piero, ia menulis surat kepada saya, “Saya mengerti apa yang kamu bicarakan”, dan setelah berdiskusi dengan saya, kita memperoleh kesimpulan yang sama. Oleh karena itu, Allah memberikan cahaya kepada siapa saja yang diinginkan, dengan cahaya itu, kamu bisa membaca dan menghubungkan peristiwa-peristiwa dalam sejarah, dan mengerti kita berada di mana, dan bagaimana cara mengantisipasinya.

Saat ini Suriah itu seperti tumpukan kayu kering, yang hanya membutuhkan api kecil untuk membakarnya. Mereka yang telah menciptakan ISIS, yang saya sebut sebagai Negara Islam palsu, telah menciptakan ISIS melalui perencanaan yang matang, dan untuk mencapai tujuan-tujuan penting. Namun sekarang rencana mereka hancur berantakan, karena intervensi militer Rusia di Suriah yang telah mengalahkan ISIS, dan mereka tidak bisa menerima hal itu terjadi.

Maafkan bahasa saya yang kasar. Ada orang-orang yang munafik, mereka mengatakan kebohongan besar, kemudian keesokan harinya mereka mengenakan pakaian bagus untuk pergi ke Gereja di Hari Minggu [Barat], dan ada juga datang ke Masjid di Hari Jum’at [Erdogan-Turki], tanpa rasa malu. Yakni mereka yang telah menciptakan ISIS. ISIS telah berada di ambang kehancuran, karena penyusupan militer mereka ke Suriah telah gagal. Digagalkan oleh tentara yang berada di dalam Suriah, bukan tentara yang berada di luar Suriah, yang dibayar satu ribu dolar per-hari, para tentara bayaran. Tentara yang mempertahankan Suriah, apapun agama mereka, Muslim, Kristen, atau yang lainnya, telah memenangkan peperangan itu.

Oleh karena itu, saat ini kita berada di saat yang berbahaya, itulah pengantar ceramah hari ini, yaitu mempersiapkan diri menghadapi perang nuklir. Kami mengajak para pendengar untuk melihat dua kota yang penting, yaitu ALEPPO di utara Suriah, dan MOSUL di utara Irak, jika kedua kota tersebut jatuh ke tangan Rusia kita berkemungkinan, entah besok atau lusa, bahwa Turki anggota NATO, yang dipimpin Presiden Erdogan, akan melakukan serangan militer ke Suriah. Agar tidak kalah dalam peperangan itu. Dimana Arab Saudi mungkin akan menjadi bagian dari perang itu. Jika serangan itu terjadi, apakah serangan itu dengan ijin NATO? Atau Turki dan Arab Saudi melakukannya tanpa sepengetahuan NATO, dengan harapan NATO akan ikut campur. Ini adalah pertanyaan yang tidak bisa saya jawab, saya dan semua orang tidak bisa menjawab pertanyaan itu, ini adalah analisis kecil, sebelum kita masuk ke gambaran besarnya.

Jadi ada dua kemungkinan di situ, akan ada perang terbatas dimana NATO tidak ikut campur. Turki dan Arab Saudi akan bertempur bersama NATO dimana mereka akan kalah, Rusia akan mengalahkan mereka. Ini adalah skenario di mana saya harus memilih apa yang harus saya katakan dengan hati-hati. Jika skenario itu terjadi yaitu pilihan yang pertama tadi, maka akhir dari perang terbatas itu secara pasti sudah kita ketahui jawabannya, yaitu bahwa Iran menjadi penguasa di Timur Tengah, bahwa keluarga kerajaan Saudi akan hilang dari sejarah manusia, bahwa ISIS akan menguasai Mekkah dan Madinah.

ISIS adalah ular berbisa yang diciptakan dengan tujuan khusus memulai perang adu-domba antara Syi’ah dan Sunni di dunia Islam. Maka jika ISIS menguasai Saudi Arabia, hal itu akan menjadi umpan yang saya harap Iran tidak akan memakannya. Jika Iran memakan umpan itu, dan menyerang Arab Saudi, maka mereka yang menciptakan ISIS mendapatkan apa yang mereka inginkan, yaitu perang antara Syi’ah dan Sunni di dunia islam, dan yang diuntungkan adalah Israel.

Saya akan mengutuk Iran jika itu terjadi, jika Iran melakukan serangan bodoh ke Arab Saudi. Pilihan yang kedua, dan kita bergerak cepat sekarang, adalah serangan Barat ke Suriah, Dimana NATO ikut campur karena Turki adalah anggota NATO. Itu adalah kewajiban legal, jika salah satu anggota NATO berperang, maka seluruh NATO ikut berperang. Ini akan memicu terjadinya perang dunia, dan jika perang dunia terjadi saat ini, maka itu adalah sebuah perang nuklir. Jika itu perang nuklir, maka hanya ilmuwan nuklir yang bisa memberitahu kita, apa saja dampak perang nuklir, dan saya harap Piero dapat menjelaskan kepada kita semua hal yang akan terjadi, seperti apa dunia setelah perang nukllir itu?

Sekarang Eskatologi Islam akan menjelaskan apa-apa yang berkaitan dengan perang nuklir? Kita sudah sering mendengarkan apa yang Nabi saw katakan, hanya saja kita tidak menempatkannya dalam konteks yang benar. Nabi Muhammad saw berkata: ‘Bahwa sungai Eufrat suatu hari nanti, akan mengeluarkan segunung emas, dan orang-orang akan berperang untuk memperebutkan emas itu, bahwa 99 orang dari 100 yang memperebutkan emas itu akan mati, dan masing-masing akan berkata bahwa akulah yang akan selamat atau menang, tetapi mereka yang beriman kepada Allah tidak boleh menyentuh emas itu’.

Kami mengenalinya sebagai simbolisme keagamaan, dan pada seminar kami di Bulan Agustus 2014 di Jenewa, kami menjelaskan ta’wilnya, bahwa segunung emas yang dimaksud bukanlah logam, memang, ada mereka yang memaksakan untuk mentakwilkannya secara tersurat, dan mereka sampai saat ini menunggu Sungai Eufrat mengeluarkan logam emas. Tetapi menurut kami ini adalah simbolisme keagamaan, pada tahun 1974, lautan minyak bumi yang berada dibawah sebuah sungai telah berfungsi sebagai segunung emas.

Kapan? Bagaimana? Yaitu ketika HENRY KISSINGER meminta Raja Faisal untuk menjual minyak ke Arab Saudi (Sebuah permintaan yang sangat arogan), bahwa minyak Arab Saudi hanya boleh dijual dengan Dollar Amerika. Dan mereka berkata; kami adalah kaum yang menegakkan pasar yang bebas dan adil, benarkah? Apakah ini pasar yang bebas dan adil? Apakah mereka tidak malu? Apakah kamu tidak malu? Apakah ini pasar yang bebas dan adil? Bahkan jika saya ingin membeli minyak bumi dengan emas pun tidak boleh. Saya tidak boleh membeli minyak bumi dengan yang lain kecuali dengan Dollar Amerika. Raja Faisal menyetujuinya, dan mengajak seluruh negara Arab pengekspor minyak bumi untuk mengikutinya, dan itulah OPEC maha karya Gerakan Zionist.

Ya OPEC melaksanakan hal itu. Lalu lahirlah sesuatu yang disebut sebagai PETRODOLLAR. Dan prediksi Nabi Muhammad [saw] terbukti, lalu beliau berkata, bahwa mereka akan berperang untuk memperebutkan minyak itu. Hati-hati dengan apa yang Nabi katakan, perang itu akan terjadi sebentar lagi, karena BRICS adalah ancaman bagi PETRODOLLAR. Dan Rusia adalah pemimpin BRICS, tanpa Rusia, China tidak akan ada berada di BRICS. Tanpa Rusia, Brazil, India, China, Afrika Selatan, BRICS hanyalah taman kanak-kanak. Jadi menurut pandangan eskatologi kami, sebuah perang besar telah datang, kami mengerti dan memahami, itu adalah perang untuk memperebutkan segunung emas.

Oleh karena itu Ukraina adalah hanya tontonan, dan Suriah adalah tontonan, perang sebenarnya adalah untuk segunung emas. Untuk menjaga kekuasaan mereka di seluruh dunia, mereka harus menjaga kekuasaan mereka terhadap uang. Kamu tidak bisa menguasai dunia tanpa mengusai uang, dan kamu tidak menguasai uang selama umat manusia menggunakan emas dan perak sebagai uang. Kamu harus membuang emas dan perak sebagai uang? Karena itulah uang yang memiliki nilai intrinsik. Itu adalah uang yang sebenarnya dan kamu menggantinya dengan permainan monopoli, ada orang yang menyebutkannya uang kertas toilet.