Selasa, 02 Juni 2015

Kisah Armia as (Jeremiah) bin Hilqiya as





Semasa mudanya, Jeremiah  mengemban tugas-tugas kenabiannya kira-kira pada akhir dari abad ke tujuh sebelum Masehi, ketika Kerajaan Judah dalam bahaya besar penyerbuan oleh tentara dari Chaldea. Orang-orang Yahudi telah bersekutu dengan Firaun dari Mesir, namun karena Fira’un ini telah mengalami kekalahan buruk dari tentera Nebukadnezar, maka nasib buruk Jerusalem pun hanya tinggal waktu saja.

Dalam hari-hari yang sulit itu, Jeremiah dengan semangatnya memberi nasihat kepada raja dan para pemimpin orang-orang Yahudi untuk menyerah dan mengabdi pada Raja Babilon, supaya Jerusalem dapat diselamatkan daripada dibakar habis menjadi abu dan biar orang-orang Yahudi diselamatkan daripada menjadi tawanan. Ia mencurahkan semua ceramahnya yang lantang dan berapi-api ke telinga raja-raja, pendeta-pendeta, dan ketua-ketua masyarakat, tetapi semua itu hanya sia-sia.

Ia menyampaikan firman demi firman Tuhan dengan mengatakan bahwa satu-satunya jalan menyelamatkan negeri dan penduduknya dari kemusnahan yang naas hanya dengan jalan menyerah kepada orang-orang Chaldea, sayangnya tak seorang pun sudi mendengar peringatan itu. Nebukadnezar pun datang dan mengambil-alih kota, membawa pergi rajanya, para pembesar serta banyak tawanan. Demikian pula seluruh kekayaan dari kuil termasuk bejana-bejana emas dan perak.

Seorang pembesar lain, pembesar yang ketiga, diangkat oleh Kaisar Babilon untuk memerintah sebagai budaknya di Jerusalem. Raja ini, bukannya menjadi bijak dan setia kepada penguasa Babilon, tetapi memberontak terhadapnya.

Tanpa henti Jeremiah menasihati raja untuk tetap setia dan meninggalkan kebijakan (persekutuan dengan) Mesir. Naasnya, nabi-nabi palsu terus saja berceramah dengan lantang di kuil dengan berkata: "Demikianlah Allah itu berfirman. Lihatlah, Aku telah mematahkan simpul Raja Babilon, dan dalam waktu dua tahun semua tawanan orang Yahudi dan bejana-bejana Rumah Tuhan akan dikembalikan ke Jerusalem."

Jeremiah membuat simpul dari kayu dan dikalungkan di lehernya dan pergi ke kuil serta memberi tahu orang-orang bahwa Tuhan telah ridho meletakkan simpul raja Babilon seperti ini pada leher semua orang Yahudi. Kemudian ia dipukul mukanya oleh salah satu nabi palsu (lawannya) yang mematahkan simpul kayu itu dari leher Jeremiah.

Akhirnya Jeremiah dimasukkan ke dalam penjara yang penuh dengan lumpur, dan hanya diberi makan dengan sekeping roti kering setiap harinya, sampai terjadilah kelaparan di kota itu, akibat serangan orang-orang Chaldea.

Saat itu, salah-seorang Nabi palsu, yaitu Hananiah, akhirnya meninggal seperti diramalkan oleh Jeremiah sebelumnya. Dinding kota itu diruntuhkan dan bala tentara yang menang itu pun menyerbu masuk kota, sedangkan Raja Zedekiah yang berusaha melarikan diri dan orang-orang yang besertanya ditangkap dan dibawa ke raja Babilon. Kota dan kuil itu pun sesudah dijarah lalu dibakar dan semua penduduk Jerusalem di bawa pergi ke Babilon, hanya orang dari kelas miskin yang ditinggalkan untuk mengusahakan tanah. Atas perintah Nebukadnezar, Jeremiah diizinkan tinggal di Jerusalem dan gubernur yang baru pun diangkat yang bernama Gedalliah, gubernur itu diberi tugas untuk menjaga dan mengurus Jeremiah.

Malangnya, Gedalliah malah dibunuh oleh orang Yahudi yang memberontak dan mereka kemudian lari ke Mesir dengan membawa Jeremiah. Di Mesir inilah banyak kaum Yahudi yang tertarik (terpengaruh) dengan paganisme Mesir. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar