Jumat, 21 Agustus 2015

Unsur Messianisme (Mahdawiah) dalam Film Lord of the Rings




Dalam film Lord of the Rings itu, Sauron (sang antagonis) dilambangkan dengan “metafora mata satu”, yang mengingatkan kita pada simbol Dollar (yang simbolnya memang Piramida dengan Mata Satu di puncaknya) dan Zionisme. Namun, sebelum melangkah ke detil penjabaran hal ini, alangkah baiknya kita mulai dari latar kisah film Lord of the Rings itu sendiri. Dan marilah kita mulai.

Sewaktu Dunia Tengah masih sepi, banyak kisah-kisah petualangan yang diceritakan turun-temurun di semua bangsa, termasuk sebuah bangsa mungil yang disebut hobbit. Tak ada yang tahu bahwa seorang hobbit akan membawa kisah petualangan yang akan dikenang sepanjang masa (minimal menurut kisah dan versi film yang sedang kita bicarakan ini).

Adalah Bilbo Baggins, seorang hobbit yang tinggal nyaman di liangnya Bag End di negeri Shire yang tenang dan damai. Kehidupannya biasa-biasa saja sampai pada suatu hari seorang penyihir bernama Gandalf bertamu ke rumahnya dengan tiga belas Kurcari (Dwarf), dan memaksa Bilbo ikut dalam petualangan para Kurcaci merebut kembali harta mereka yang hilang jauh di Pegunungan Sunyi di Timur sana.

Singkat cerita, akhirnya, Bilbo menjadi pencuri mereka, suka atau pun tidak. Siapa sangka, hobbit yang memiliki darah Took sebagai petualang ini akhirnya justru banyak berperan dalam sejarah Dunia Tengah, termasuk menemukan kembali Cincin (The One Ring), cincin terkutuk yang sudah lama hilang, yang bisa membuat dirinya tak terlihat.

Selesai dari petualangan ini, akhirnya Bilbo Baggins menjadi sering berpetualang di Dunia Tengah, berbekalkan Cincin saktinya itu. Akhirnya, ia pun menjadi tua. Di sinilah cerita tentang The Lord of the Rings dimulai.

Pada ulang tahun Bilbo ke-sebelas puluh satu (eleventy one, maksudnya ke-111), secara misterius Bilbo menghilang (menggunakan Cincin) dan akhirnya mewariskan Cincin itu pada Frodo. Musim pun berlalu, Gandalf kembali datang dan menceritakan sejarah kelam Cincin serta bahaya yang sekarang mereka hadapi. Sauron, pemilik Cincin, sudah mengetahui bahwa Cincinnya ditemukan, dan sekarang ia amat ingin memilikinya kembali untuk tujuan jahatnya.

Satu-satunya cara adalah memusnahkan Cincin itu di Gunung Api di negeri musuh, Mordor. Maka, akhirnya Frodo pun berangkat, dan setelah Rapat Dewan Penasihat Elrond di Rivendell, sembilan orang pun berangkat: Frodo Baggins, Samwise Gamgee (Sam), Merry Brandybuck, Peregrin Took (Pippin), keempatnya bangsa hobbit; Aragorn (Strider), Boromir, keduanya bangsa manusia, Legolas (bangsa Elf), Gimli (bangsa Kurcaci), dan Gandalf, sang penyihir sendiri.

Dalam perjalanan mereka kelak, banyak yang akan terjadi: kematian salah satu Rombongan Pembawa Cincin, jatuhnya Gandalf, pecahnya Rombongan menjadi tiga, dan banyak lagi.

Itulah kisah Dunia Tengah, yang difilmkan menjadi sebuah film yang sempat “boom”, Lord of the Rings –di mana kiasan cincin itu sendiri mengingatkan kepada enigma cincin Nabi Sulaiman, yang ternyata hendak menuturkan metafora akhir zaman. Berikut detil penjabarannya.

Dalam film itu digambarkan ada koalisi antara dua kekuatan besar untuk melawan imperium kejahatan (Mordor). Dalam kehidupan di Akhir Jaman nanti juga akan terjadi koalisi antara Umat Islam dengan kaum Nasrani, untuk menghadapi imperium kejahatan Zionis.

Dalam film itu digambarkan sosok Frodo sebagai pembawa cincin yang harus menghancurkan raja kejahatan.

Dalam film itu digambarkan munculnya seorang kesatria pemberani, pembela kebenaran, dan sangat konsisten melindungi Frodo. Setelah imperium kejahatan Mordor hancur, kesatria itu diangkat menjadi kaisar. Posisi kesatria ini dalam Tanda-tanda Kiamat sangat mirip dengan posisi Imam Mahdi.

Di akhir cerita digambarkan imperium kejahatan hancur seluruhnya, tidak ada yang tersisa. Begitu pula, di Akhir Jaman nanti imperium Dajjal juga akan hancur.

Sebelum imperium kejahatan (Mordor) itu hancur, mereka mengalami kemajuan-kemajuan pesat dari sisi kekuatan militer. Puncaknya, mereka mampu mengepung kekuatan kebaikan di sebuah lembah. Di Akhir Jaman nanti demikian juga kondisinya. Kaum Zionis mendapat kekuatan yang sangat hebat, sehingga mendesak orang-orang beriman dalam situasi tersudut.

Kunci kekuatan imperium kejahatan adalah “sang mata satu” (Sauron). Semakin kuat dirinya, semakin kuat pula kerajaannya. Namun saat dia hancur, maka hancur pula seluruh imperium kejahatannya. Begitulah hubungan antara Dajjal dengan kaum Zionis di Akhir Jaman nanti.

Hancurnya kekuatan “sang mata satu” (lambang Zionisme dan mata uang Dollar) ditandai dengan melelehnya cincin yang dibawa Frodo di sebuah kawah gunung yang membara.

Dalam film itu digambarkan bahwa tokoh “sang mata satu” bukan muncul dari bangsa jin atau makhluk lain. Ia berasal dari sosok seorang raja di masa lalu. Dalam Tanda-tanda Kiamat disebutkan, bahwa Dajjal itu sejenis manusia, yang telah lahir ribuan tahun silam.

Sang pembawa cincin (Frodo) pada akhirnya meninggal juga. Dia harus berpisah dengan teman-teman setianya.

Misi lain dari perjuangan Frodo adalah menuntaskan cerita dalam buku yang ditinggalkan oleh kakeknya. Cerita itu hampir selesai di tangan Frodo. Namun dia sisakan satu halaman lagi untuk diisi temannya, Sam. Di akhir perjalanan hidupnya, Frodo dihantarkan naik perahu untuk berlayar menuju suatu tempat yang sangat indah. Dia disambut oleh makhluk-makhluk ghaib dari dunia lain (semacam Malaikat). Begitu pula balasan bagi para Nabi dan orang-orang shalih dalam kehidupan di Akhirat nanti. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar